Tim Poros Menangkan Lomba Desain Rumah Baru KMTS

CLAP1

CLAP2

Image_d9d01e1

Tahap pemindahan Gedung Sekretariat KMTS kini telah melangkah ke tahap perencanaan. Dilangsungkan dalam bentuk perlombaan, Mahasiswa S1 DTSL UGM kini turut dilibatkan secara langsung dalam perancangan bangunan baru tersebut, yaitu dalam Lomba Desain Gedung Precast KMTS.

Pada Sabtu (28/10), penjurian Lomba Desain Gedung Precast KMTS dilaksanakan di Ruang Sidang Biru DTSL UGM. Lima dari dua belas tim pendaftar mengikuti rangkaian acara presentasi Lomba dengan dewan juri dari DTSL UGM, Andreas Triwiyono dan Djoko Sulistiyo, dari DTAP UGM, Ikaputra, dan dari praktisi beton pracetak, Mochammmad Cholis.

Tim pertama, Civil Community Center, memaparkan desainnya yang memiliki konsep semi outdoor dengan tambahan skylight pada atapnya untuk membantu pencahayaan. Bangunan ini dilengkapi roster dengan vegetasi secara vertikal. Terkait desain ini para juri mempertanyakan tentang tempias yang akan terjadi jika hujan turun.

Kemudian giliran Civilative Youth Hub sebagai tim kedua yang mengangkat isu kebutuhan akan ruang interaksi mahasiswa, keterbatasan lahan, serta kebutuhan ruang terbuka hijau memaparkan desainnya di depan juri. Tim ini menawarkan solusi konsep ruang kolaborasi untuk menciptakan bangunan sebagai wadah kolaborasi antarmahasiswa.

Berbeda dengan tim lainnya, Poros KMTS Building memberikan perhatian khusus untuk meminimalisasi kebisingan yang dapat terjadi di gedung KMTS. Selain itu, tim ini juga mengonsep atap yang memiliki fungsi rainharvesting (pemanen hujan) yang akan dimanfaatkan untuk flushing di toilet.

Tak ingin kalah, Puzzle KMTS, tim urutan keempat mengangkat konsep bangunan sebagai tempat pembelajaran dalam desain rancangannya. Komponen-komponen bangunan yang dirancang terbuka.

Kemudian, Pendopo Rooseeno yang merupakan tim terakhir menampilkan desain dengan konsep solid membawakan desain yang menggambarkan identitas bangunan-bangunan UGM lainnya. Sempat meminta pendapat dari para penghuni sekretariat KMTS saat ini, bangunan rancangan mereka didesain dengan ruangan-ruangan yang sesuai serta lebih tertutup.

Usai pemaparan seluruh tim, para juri beranjak ke Ruang Sidang Abu-Abu untuk menentukan sang juara. Sempat berlangsung alot, setelah menunggu satu jam akhirnya dewan juri mendapatkan keputusan. Selain konsep precast yang diangkat, penataan ruang, wujud bangunan, serta kemudahan eksekusi menjadi poin penilaian lomba desain itu. Juara satu dari kompetisi ini diraih oleh Tim Poros KMTS Building, diikuti oleh tim Civil Community Center dan tim Puzzle KMTS sebagai juara dua dan tiga.

Acara seperti ini diharapkan lebih sering untuk diadakan. Seperti yang dikatakan salah satu dewan juri, Cholis, dengan konsep acara yang sederhana, tetapi dapat memacu para mahasiswa untuk berkompetisi acara ini dapat membuat peserta terbiasa saat di dunia kerja nanti. “Yang terpenting adalah proses dari lomba itu, di saat mahasiswa bekerja sama melakukan penyaringan ide,” ujarnya.

Setelah diumumkan juara lomba, dalam waktu dekat ini desain pemenang akan diproses untuk kemudian direalisasikan. Setelah merundingkan kembali detail engineering design bersama konsultan dari luar, tim juara akan diajak ikut serta secara langsung dalam pelaksanaan pembangunan kedepannya.

Hutama Sektiaji

Wildan Budi